persemaian padi

Cara Sukses Persemaian Padi Untuk Memperoleh Bibit Padi Berkualitas

Persemaian padi yang benar dapat memperoleh bibit padi yang berkualitas. Salah satu cara persemaian padi yaitu dengan persemaian padi basah yang merupakan cara persemaian padi yang dilakukan pada lahan sawah di luar areal yang akan dipanen.

Cara persemaian padi dibagi menjadi 2, yaitu persemaian padi pada sebelum musim hujan (MT I/ sistem culik) dan persemaian padi pada musim kemarau (MT II).

Persemaian disiapkan 25-30 hari sebelum musim hujan (MT I/ sistem culik), sedangkan persiapan persemaian untuk musim kemarau I (MT II) dilakukan sebelum panen tanaman MT I agar bibit telah siap dan tanam MT II dapat segera dilakukan.

Sedangkan persemaian sistem culik, yaitu persemaian yang dibuat di areal pertanaman padi musim sebelumnya menjelang musim panen.

Tempat persemaian padi sebaiknya dalam satu hamparan luas agar mudah pemeliharaannya. Selain itu, persemaian padi harus terkena sinar matahari langsung tetapi tidak dekat dengan sinar lampu yang dapat mengundang serangga pada malam hari.

Dalam 1 hektar dibutuhkan lahan persemaian padi ± 500 m²/ha.

Lalu Bagaimana Cara Sukses Persemaian Padi

bibit padi

Olah lahan persemaian padi dengan cara dibajak dan digaru 2-3 kali sampai tanah dalam kondisi melumpur sedalam kira-kira 20 cm.

Setelah tanah diolah, buat bedengan setinggi ±10 cm dengan lebar bedengan 100-150 cm dan panjangnya disesuaikan dengan kondisi lahan, kemudian diantara bedengan dibuat saluran drainase.

Agar pertumbuhan benih padi menjadi subur, persemaian diberi pupuk sesuai dengan kebutuhan. Terutama untuk tanah yang kurang subur usahakan untuk menggunakan pupuk organik granul/Bokashi sebanyak 300 Kg dan semprot dengan pupuk organik cair spesialis tanaman pangan sayur GDM untuk menghilangkan jamur dan bakteri pathogen tular tanah yang menimbulkan penyakit pada tanaman.

Baca Juga : Rahasia Memperbanyak Anakan Padi

Kemudian tebarkan benih yang sebelumnya sudah direndam pupuk organik cair spesialis tanaman pangan sayur GDM selama 1×24 jam tersebut pada lahan persemaian. Setelah itu, lahan persemaian dialiri air terus-menerus setinggi kira-kira 5 cm. Lima hari setelah tabur benih, persemaian diairi setinggi kira-kira 1 cm selama 2 hari.

Setelah bibit padi tumbuh dapat ditambahkan pupuk kimia kemudian semprotkan pupuk organik cair spesialis tanaman pangan sayur GDM untuk memaksimalkan pertumbuhan setiap 7 hari sekali dengan dosis 2 gelas (500ml) Pupuk Organik Cair Spesialis Tanaman Pangan GDM per tangki.

Jenis dan dosis pupuk disini hanya sebagai acuan (referensi) dan bersifat fleksibel, artinya jenis, dosis pupuk dan hasil panen disetiap tempat bervariasi (tidak sama) karena dipengaruhi oleh kondisi tanah, pengairan dan iklim (cuaca) setempat.

Bibit padi di lahan persemaian baru bisa dipindahkan atau ditanam ke petak persawahan setelah berumur 10-18 hari. Sebelum bibit padi dicabut, lahan persemaian perlu digenangi air selama 1 hari antara 2-5 cm agar tanah menjadi lunak sehingga bibit padi tidak rusak saat dicabut atau dipindah tanam.

Inilah yang menjadikan salah satu petani padi di wilayah Indramayu membuktikkan kualitas perawatan padi menggunakan organik.

Beliau menghasilkan persemaian padi yang lebih optimal pertumbuhannya, selain itu hasilnya juga sangat terlihat seperti dalam video berikut:

Apakah di Lahan Persemaian Bebas Dari Serangan Penyakit?

penyakit blas daun
Gambar 1. Gejala penyakit blas daun (kiri), dan blas leher (kanan)

Mewaspadai serangan penyakit harus dimulai sejak awal. Di lahan persemaian, menjadi awal terjadinya serangan penyakit dan petani kadang kala tidak mengetahuinya. Penyakit utama yang sering menyerang pada persemaian padi adalah penyakit blas dan kresek (Xanthomonas oryzae).

Baca Juga : Tips Mengatasi Serangan Hama Wereng Pada Padi

Penyakit blas disebabkan oleh jamur Pyricularia  grisea. Awalnya penyakit ini berkembang di pertanaman padi gogo, tetapi akhir-akhir ini sudah menyebar di lahan sawah irigasi. Di sentra-sentra produksi padi Jawa Barat, Jawa Tengah  dan Jawa Timur penyakit blas banyak ditemukan berkembang di pertanaman padi sawah.

penyakit hawar daun
Gambar 2. Gejala penyakit hawar daun bakteri Xhantomonas oryzae

Jamur P. grisea dan bakteri X. oryzae yang bersifat pathogen dapat menginfeksi pada semua fase pertumbuhan tanaman padi mulai dari persemaian sampai menjelang panen. Pada fase bibit dan pertumbuhan vegetatif tanaman padi,  P. grisea dapat menginfeksi pada bagian daun dan menimbulkan gejala penyakit yang berupa bercak coklat berbentuk belah ketupat yang disebut blas daun.

Pada fase pertumbuhan generatif tanaman padi, gejala penyakit blas berkembang pada tangkai/leher malai disebut blas leher atau potong leher. Sedangkan X. oryzae penyebab penyakit (patogen) menginfeksi tanaman padi pada bagian daun melalui luka daun atau lobang alami berupa stomata dan merusak klorofil daun.

Baca Juga : Jurus Mencegah Bulir Padi Kosong

Hal tersebut menyebabkan menurunnya kemampuan tanaman untuk melakukan fotosintesis. Apabila terjadi pada tanaman muda maka akan mengakibatkan mati dan pada tanaman fase generative mengakibatkan pengisian gabah menjadi kurang sempurna.

Perkembangan parah penyakit blas leher (P. grisea) dan kresek (X. oryzae) infeksinya dapat mencapai bagian gabah dan patogennya dapat terbawa gabah sebagai patogen tular benih (seed borne).

Lalu Bagaimana Solusinya Agar Bibit Padi di Persemaian Aman Dari Serangan Penyakit?

cara persemaian padi yang baik

Dengan menggunakan pupuk organik cair spesialis tanaman pangan sayur GDM yang disemprotkan pada persemaian setelah bibit padi berumur 7 HSS & 14 HSS dengan dosis 2 gelas (500 ml) per tangki untuk mencegah serangan penyakit pada bibit padi serta menunjang pertumbuhan bibit padi.

Pupuk Organik Cair GDM Spesialis Pangan mengandung 7 bakteri yang saling bersinergi sehingga mampu menghilangkan inokulum jamur & bakteri pathogen yang merupakan awal sumber penyakit pada tanaman.

Bakteri-bakteri GDM mampu mengatasi penyakit blas dan kresek karena bakteri GDM dapat menghasilkan antibiotik, enzim, toksin dan siderofor selain itu juga berperan sebagai kompetitor terhadap unsur hara bagi patogen tanaman.

Baca Juga : Cara Membuat Benih Padi Tanaman Tumbuh Cepat, Sehat dan Seragam

Sehingga jamur dan bakteri pathogen penyebab penyakit pada bibit padi akan diminimalisir dan daya tahan bibit padi akan lebih besar.

Kemampuan bakteri GDM sebagai agen PGPR (Rhizobakteria perangsang pertumbuhan tanaman) akan membuat akar tanaman lebih panjang dan lebat sehingga penyerapan nutrisi lebih maksimal dan bibit padi tidak mudah stress saat pindah tanam.

Fungsi Pupuk Organik Cair Spesialis Tanaman Pangan Sayur GDM Pada Persemaian Padi

pupuk organik cair gdm spesialis tanaman pangan 5ltr
  1. Memberikan tambahan unsur hara/nutrisi tanaman secara lengkap yang dibutuhkan tanaman.
  2. Meningkatkan keanekaragaman dan aktivitas mikro organisme di dalam tanah.
  3. Pertumbuhan bibit lebih seragam.
  4. Bibit lebih tahan saat dipindah tanam.
  5. Pertumbuhan bibit lebih cepat.
  6. Memiliki akar yang panjang dan lebat.
  7. Membuat batang lebih kokoh.
  8. Menjadikan bibit lebih tahan terhadap serangan penyakit.
  9. Menjadikan bibit lebih tahan terhadap perubahan iklim.

Penggunaan Pupuk Organik Cair Spesialis Tanaman Pangan Sayur GDM akan menjadi salah satu pilihan bijak dalam usaha meningkatkan produksi pertanian sekaligus menjaga kelestarian hayati untuk menunjang budidaya pertanian berkelanjutan. Untuk itu pada saat fase persemaian padi selalu gunakan Pupuk Organik Cair Spesialis Tanaman Pangan GDM yang dapat membuat bibit padi sehat, kuat dan tumbuh cepat.

Refrensi :

bbpadi.litbang.pertanian.go.id