Sapi Tidak Mau Makan Dan Lemas: Gejala, Penyebab, Cara Mengatasi Hingga Cara Pencegahan
Bagi para peternak sapi, salah satu kendala yang sering ditemui adalah kondisi sapi yang tidak mau makan dan lemas.
Akibatnya ini akan mempengaruhi kondisi kesehatan sapi secara keseluruhan, belum lagi jika sapi penggemukkan maupun sapi perah tidak optimal dalam menyerap nutrisi maupun pakan.
Tentu harus ada solusi yang tepat dalam menangani sapi yang tidak mau makan bahkan menimbulkan masalah kesehatan.
Tapi sebelum itu, Anda pastikan untuk mengetahui beberapa hal mengenai gejala yang menyerang sapi hingga mengakibatkan tidak mau makan.
Seperti apa? berikut penjelasan selengkapnya:
Daftar Isi
Penyebab Sapi Tidak Mau Makan Dan Lemas
Anda perlu mengenali beberapa hal yang menjadikan sapi tidak berselera, ini bisa menyerang beberapa jenis sapi diantaranya sapi perah maupun sapi pedaging.
1. Ketosis Pada Sapi Perah
Apa itu ketosis pada sapi perah?
- Ketosis dapat dibagi 2, yaitu ketosis primer dan ketosis sekunder.
- Pada sapi perah, ketosis menjadi salah satu jenis penyebab sapi tidak mau makan dan lemas.
- Ketosis primer merupakan jenis kelainan metabolik yang terjadi akibat gangguan patologis atau ketosis yang disebabkan oleh makanan. Sedangkan ketosis sekunder disebabkan oleh penyakit.
Bagaimana ciri-ciri sapi yang terkena ketosis?
- Ciri-ciri ketosis primer diantaranya adalah sapi mengalami demam, mastitis, placenta yang
- Diretensi dan tidak mau makan.
- Sedangkan ciri-ciri ketosis sekunder pada sapi perah adalah napas berbau aceton, prosuksi susu menurun, berat badan turun, dan tidak mau makan.
Cara Pencegahan Ketosis
Untuk mecegah terjadinya ketosis pada sapi perah, Anda harus melakukan beberapa hal berikut:
- Berikan pakan dengan proporsi ransum seimbang, yaitu mengandung nutrisi makro dan mikro lengkap, utamanya karbohidrat dan lemak.
- Pemberian pakan yang mengandung nutrisi makro dan mikro lengkap mencegah terjadinya kekacauan sistem metabolisme badan keton.
- Tambahkan suplemen organik yang mengandung nutrisi mikro lengkap, multivitamin, bakteri baik, serta mineral essensial dan non essensial untuk mencegah terjadinya kekacauan sistem metabolisme badan keton, serta meningkatkan imunitas sapi. Sehingga sapi tidak mudah sakit dan mengalami ketosis sekunder.
- Cara pemberian suplemen dari Suplemen Organik Cair GDM Spesialis Peternakan kepada sapi potong adalah dengan mencampurkan 15 ml Suplemen Organik Cair GDM Spesialis Peternakan/ekor kedalam air minum pada pagi hari dan 15 ml Suplemen Organik Cair GDM Spesialis Peternakan/ekor pada sore hari.
- Lakukan management pemeliharaan dan perawatan sapi perah dengan baik, agar terhindar dari penyakit akibat bakteri, jamur maupun virus.
- Lakukan management perawatan sapi yang siap perah dengan baik untuk mencegah stress.
Cara Penanganan Ketosis
Jika Anda mendapati ciri-ciri diatas dalam waktu >2 minggu, maka itu artinya Anda harus segera menghubungi dokter hewan, untuk memastikan apakah sapi Anda mengalami ketosis dan mendapatkan penanganan pasti. Sebab, jika tidak segera ditangani, maka resiko kematian ternak akan sangat tinggi.
2. Hypocalcemia Pada Sapi Perah
Apa itu Hypocalcemia pada sapi perah?
- Hypocalcemia adalah gangguan metabolisme tubuh sapi perah yang disebabkan oleh penurunan kadar calcium dalam darah.
- Hal ini sangat berbahaya karena calcium dalam darah berperan penting dalam pengaturan mekanisme tubuh, pertumbuhan dan reproduksi.
Apa penyebab Hypocalcemia?
- Calcium didalam darah ini sangat dipengaruhi oleh banyak hal, seperti hormon thyrocalcitonin, parathyroid dan vitamin D.
- Kekurangan kalsium disekitar waktu melahirkan ini disebabkan oleh banyak faktor. Namun, yang utama adalah karena kebutuhan calcium yang sangat besar untuk laktasi.
- Faktor pendorong utama Hypocalcemia adalah umur sapi melahirkan yang telalu muda atau terlalu tuan, kepekaan ras, kekurangan asupan nutrisi makro dan mikro (ketidakseimbangan ransum), stress, partus, dan produksi susu yang besar.
Bagaimana ciri-ciri sapi yang terkena Hypocalcemia?
Hypocalcemia ini umumnya terjadi sekitar 72 jam sebelum melahirkan, sewaktu melahirkan, atau hingga 72 jam setelah melahirkan.
Ciri-ciri dari kondisi Hypocalcemia ini adalah kadar calcium dalam darah yang seharusnya 9-10 mg/100 ml darah, turun drastis menjadi 3-7 mg/100 ml darah.
Gejala sapi perah yang mengalami Hypocalcemia adalah:
- Sapi tidak mau makan dan lemas.
- Nafsu makan menurun.
- Sapi kembung tidak mau makan.
- Sapi jatuh dan tidak mampu berdiri.
- Sapi berbaring dengan posisi kepala tertarik ke arah belakang dan menyandar pada bahunya.
- Jika dibiarkan, maka sapi akan koma/tidak sadarkan diri.
- Dalam kondisi kritis, sapi dapat mati dengan cepat.
Cara Pencegahan Hypocalcemia
Berikan pakan/ransum dengan prosentase kandungan calcium rendah dan phosphor yang tinggi dalam masa kering kandang. Selalu berikan pakan dengan kualitas dan kuantitas yang sesuai.
Anda bisa meningkatkan kualitas pakan hijauan dengan cara di fermentasi ataupun silase. Berikan juga tambahan suplemen yang mengandung mengandung nutrisi mikro lengkap, multivitamin, bakteri baik, serta mineral essensial dan non essensial untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pada sapi yang sedang bunting hingga ataupun setelah melahirkan.
Tambahkan suplemen organik dari Suplemen Organik Cair GDM Spesialis Peternakan yang terbukti bisa mencegah terjadinya Hypocalcemia pada sapi. Cara pemberian suplemen dari Suplemen Organik Cair GDM Spesialis Peternakan kepada sapi potong adalah:
- Campurkan 15 ml Suplemen Organik Cair GDM Spesialis Peternakan/ekor kedalam air minum pada pagi hari, kemudian aduk merata dan berikan seperti biasa.
- Berikan Suplemen Organik Cair GDM Spesialis Peternakan dengan cara dan dosis yang sama pada sore hari.
- Berikan Suplemen Organik Cair GDM Spesialis Peternakan ini setiap hari sejak sebelum bunting hingga akhir masa produktif. Pemberian produk ini selain bisa mencegah penyakit, juga bisa meningkatkan memperpanjang produktivitas susu.
Cara Penanganan Hypocalcemia
Jika Anda mendapati sapi perah mengalami Hypocalcemia, segera berikan ransum yang sesuai dosis. Untuk mempertahankan nafsu makannya, berikan juga vitamin D dosis tinggi. Namun, agar penaganannya tepat, segera konsultasikan dengan dokter hewan terdekat.
3. Septicemia Epizootica (Ngorok)
Apa itu Penyakit Septicemia Epizootica ?
- Septicemia Epizootica atau SE adalah penyakit yang sering menyerang sapi, babi, domba, kambing, kuda hingga kerbau.
- Penyakit ini cukup menakutkan bagi para peternak karena dapat menular dengan cepat.
- Serangan penyakit ini masih bersifat sporadik.
- Beberapa wilayah sering ditemukan serangan penyakit ini diantaranya adalah Nusa Tenggara, Sumba, Timor, Sumbawa, dan daerah-daerah yang tidak mendapatkan vaksin Septicemia Epizootica.
Apa penyebab Septicemia Epizootica?
- Penyakit Septicemia Epizootica ini disebabkan oleh bakteri jenis Pasteurella multocida tipe tertentu/Pasteurella multocida yang berbentuk cocobacillus.
- Bakteri ini sangat mudah menyebar karena memiliki ukuran yang sangat halus dan bersifat bipoler.
Bagaimana ciri-ciri sapi yang terkena Septicemia Epizootica?
Ciri-ciri serangan Septicemia Epizootica pada sapi diantaranya adalah: sapi tidak mau makan dan lemas, penurunan berat badan, penurunan produktivitas susu pada sapi perah dan bahkan bisa menyebabkan kematian. Selain ciri diatas, berikut ini adalah gejala klinis dari sapi yang terjangkit Septicemia Epizootica:
- Masa inkubasi/penularan Septicemia Epizootica adalah selama 102 hari setelah tertular.
- Suhu tubuh sapi naik secara drastis hingga mencapai lebih dari 41oC.
- Tubuh gemetar.
- Mata tampak sayu dan berair.
- Selaput lendir mata hiperemik.
- Nafsu makan turun, bahkan sapi tidak mau makan.
- Akibat kondisi pencernaan, gerak rumen, gerak usus berhenti, maka sapi bisa mengalami konstipasi.
- Sapi mengalami gangguan pencernaan, seperti kolik, feses encer, feses tercampur titik-titik darah, dan gerak peristaltik usus meningkat.
Cara penularan Septicemia Epizootica
- Kondisi sapi yang tidak fit, seperti dalam kondisi kelelahan, kedinginan, stress, anemia, dan pengangkutan sapi dari satu tempat ke tempat lain.
- Kondisi cuaca yang cukup dingin akibat musim hujan.
- Dalam kondisi tersebut, sapi yang berumur 6-24 bulan yang belum di vaksin sangat rentan tertular jika sedang terjadi serangan Septicemia Epizootica.
- Akibat serangan penyakit ini, sapi juga dapat mengalami shipping fever.
Cara Pencegahan Septicemia Epizootica
Pencegahan paling utama adalah dengan melakukan manajemen kandang dan perawatan sapi dengan ketat. Selalu pastikan sapi dalam kondisi sehat dan fit.
Selalu penuhi kebutuhan nutrisi makro dan mikro sapi dengan pakan yang berkualitas dan pemberian suplemen untuk memenuhi kebutuhan mikronutrient pentingnya.
Disarankan untuk memberikan suplemen organik yang mengandung multivitamin, mikro nutrient, dan bakteri baik yang sangat penting bagi sapi.
Berikan suplemen sapi dengan cara berikut:
- Campurkan 15 ml Suplemen Organik Cair GDM Spesialis Peternakan/ekor kedalam air minum pada pagi hari, kemudian aduk merata dan berikan seperti biasa.
- Berikan Suplemen Organik Cair GDM Spesialis Peternakan dengan cara dan dosis yang sama pada sore hari.
- Berikan Suplemen Organik Cair GDM Spesialis Peternakan ini setiap hari secara rutin, agar kebutuhan nutrisi sapi terpenuhi.
Selain menjaga kondisi tubuh sapi dalam kondisi sehat, lakukan juga vaksinasi Septicemia Epizootica secara rutin. Vaksin yang digunakan adalah vaksin oil adjuvant yang perlu diberikan setidaknya 1 kali dalam setahun.
Dosis vaksin Septicemia Epizootica yang disarankan adalah 3 ml/ekor yang diberikan secara intra muskuler. Lakukan pemvaksinan ketika tidak ada kejadian penyakit di daerah Anda.
Selain pemvaksinan, lakukan juga penyuntukan antiserum , antibiotika, atau kombinasi kemoterapika dan antiserum dengan dosis antiserum 20-30 ml.
Cara Pengendalian Septicemia Epizootica
Jika sapi Anda sudah tertular, segera lakukan seroterapi dengan serum kebal hemolog. Dosis yang disarankan adalah 100-150 ml. Selain itu, Anda juga bisa memberikan hemolog secara IV atau SC.
4. Helminthiasis (Cacingan)
Apa itu Helminthiasis pada sapi perah?
- Sama halnya dengan Septicemia Epizootica/ngorok, penyakit Helminthiasis/cacingan juga disebabkan oleh kondisi lingkungan yang tidak baik. Helminthiasis atau cacingan umum menyerang sapi yang masih kecil/muda.
- Serangan cacing ini bayak terjadi ketika musim hujan yang menjadikan lingkungan basah dan lembab. Pada sistem manajemen pemeliharaan yang tidak baik, sapi sangat rentan terkena infeksi cacing.
Bagaimana ciri-ciri sapi yang terkena Helminthiasis?
- Sapi mengalami diare secara terus menerus.
- Feses encer dan berlendir.
- Pada anus jika diperhatikan adanya segmen-segmen cacing.
- Sapi malas makan.
- Berat badan menurun.
- Bulu tampak kusam, kasar dan tegak.
Cara Pencegahan Helminthiasis
Sesuai penyebabnya, cacingan ini disebabkan oleh cacing yang hidup di tempat kotor dan lembab. Oleh karena itu, pencegahan utamanya adalah dengan:
- Melakukan pembersihan kandang secara berkala dan menjaga agar kandang tetap kering.
- Berikan pakan dalam jumlah dan jenis yang sesuai kebutuhan sapi.
- Jangan campurkan sapi dewasa dan anakan dalam satu kandang tanpa pemisah.
- Jangan lepas/gembalakan sapi saat masih sebelum pukul 06.30 pagi, untuk mencegah serangan cacing. Karena saat jam tersebut, tanah masih basah.
- Lakukan pemeriksaan kepada dokter hewan/mantri secara berkala.
- Berikan suplemen organik dari Suplemen Organik Cair GDM Spesialis Peternakan sesuai dosis untuk meningkatkan imunitas ternak.
Cara Penanganan Helminthiasis
Jika sapi sudah terjangkit cacing, segera berikan penanganan dengan cara memberikan pengobatan sesuai dosis. Berikut ini adalah dosis obat cacing yang bisa Anda berikan untuk sapi:
- 5-10 mg/kg berat badan sapi untuk albendazole (obat ini dilarang untuk sapi bunting)
- 13,5 mg/kg berat badan sapi untuk mebendazole (obat ini aman untuk sapi bunting).
- 44-46 mg/kg berat badan untuk thiabendazole (obat ini aman untuk sapi bunting).
Sembari menunggu obat yang diberikan bekerja untuk mengatasi cacingan, Anda tetap harus memberikan pakan dalam jumlah yang cukup. Berikut ini adalah cara mengatasi sapi tidak mau makan akibat cacingan:
- Berikan pakan yang sudah di beri perlakuan, seperti silase atau fermentasi, agar proses pencernaan pakan bisa lebih optimal.
- Berikan suplemen organik untuk membantu mempercepat pemulihan sistem pencernaan dan kondisi tubuh sapi.
Cara pemberian suplemen sapi adalah dengan cara berikut:
- Campurkan 15 ml Suplemen Organik Cair GDM Spesialis Peternakan/ekor kedalam air minum pada pagi hari, kemudian aduk merata dan berikan seperti biasa.
- Berikan Suplemen Organik Cair GDM Spesialis Peternakan dengan cara dan dosis yang sama pada sore hari.
- Berikan Suplemen Organik Cair GDM Spesialis Peternakan ini setiap hari secara rutin, agar kebutuhan nutrisi sapi terpenuhi.
Itu adalah beberapa jenis penyakit yang menyebabkan sapi tidak mau makan dan lemas beserta gejala, cara pencegahan dan penanganannya. Selain penjelasan diatas, ada beberapa penyakit sapi yang wajib peternak ketahui.
Hal ini guna untuk meminimalisir serangan dan langkah penanganan yang tepat, tak perlu khawatir. Berikut ulasan tim ahli peternakan kami mengenai Jenis Penyakit Sapi dan Cara Menanganinya.
Nah, selain melalui cara tersebut berikut ini adalah cara agar sapi lahap makan jerami ataupun pakan lainnya:
Cara Membuat Sapi Lahap Makan Jerami
Supaya sapi lahap makan, maka ada beberapa hal yang harus Anda lakukan, diantaranya adalah:
1. Pastikan Sapi Tidak Sedang Sakit.
Diatas sudah dijelaskan beberapa jenis penyakit yang menyebabkan sapi tidak mau makan dan lemas. Jika sapi dalam kondisi sakit, maka sapi akan malas dan kesulitan untuk makan.
Jika kondisinya seperti itu, Anda harus memastikan bahwa sapi Anda sudah ditangani dengan tepat seperti yang sudah dijelaskan diatas.
2. Berikan Pakan Sapi Agar Cepat Gemuk.
- Beberapa jenis pakan yang baik untuk sapi diataranya adalah: pakan hijaun pilihan seperti rumput gajah. Selain itu, Anda juga bisa memberikan pakan hijauan lain yang sudah melewati proses silase ataupun fermentasi.
- Pemberian pakan sapi yang sudah diproses tersebut membantu sapi dalam mempercepat dan mengoptimalkan penyerapan nutrisi pada pakan.
- Dengan begitu, sapi bisa makan lebih banyak dan mempercepat penambahan berat. Ini merupakan kunci pakan sapi biar cepat gemuk.
Selain beberapa poin diatas, Anda juga perlu tau teknis yang tepat untuk memaksimalkan bobot sapi sekaligus hal lainnya agar untung saat dijual. Seperti apa? Simak ulasan Cara Penggemukkan Sapi Potong Terbukti Menghasilkan.
3. Cara Memberi Makan Sapi Agar Cepat Gemuk
- Cara supaya sapi cepat gemuk adalah dengan memberikan pakan sapi yang sudah melalui proses silase ataupun fermentasi.
- Berikan pakan tersebut setiap hari pada pagi dan sore hari.
- Pastikan juga pakan selalu tersedia dalam jumlah yang cukup agar sapi tidak kekurangan pakan. Selain memberikan pakan, jangan lupa untuk memberikan minum. Ini bermanfaat untuk mencegah sapi mengalami kembung akibat minum yang kurang.
- Agar pakan yang dimakan sehat, segera buang pakan yang tidak habis dan bersihkan wadah pakan. Ini bertujuan agar tidak terjadi pembusukan pada wadah pakan akibat pakan yang tidak habis.
Salah satu rekomendasi pakan yang bisa digunakan dan cukup fleksibel saat ini adalah pakan konsentrat, selain sarat manfaat dan kualitas nutrisinya bagus untuk sapi. Tentu hal ini dapat meningkatkan selera konsumsi pakan pada sapi.
Tapi jangan asal bikin ya, pastikan komposisi nutrisi yang dibutuhkan sapi sudah sesuai. Selain itu, Anda dapat menyesuaikan kebutuhan pakan sapi melalui ulasan tim ahli peternakan kami pada artikel Cara Membuat Pakan Konsentrat Sapi.
4. Cara Menambah Nafsu Makan Sapi
Agar nafsu makan sapi meningkat, berikan suplemen yang mengandung bakteri baik sekaligus bermanfaat untuk membantu memenuhi kebutuhan nutrisi makro dan mikro.
Suplemen terbaik untuk sapi sekaligus untuk meningkatkan nafsu makan sapi adalah Suplemen Organik Cair GDM Spesialis Peternakan.
Produk ini terbukti bisa meningkatkan nafsu makan sapi. Sebab, produk ini mengandung bakteri baik yang mampu menghasilkan enzim terbaik untuk sapi.
Ini telah diakui oleh salah satu peternak sapi di Jakarta, yang berhasil meningkatkan nafsu makan sapi dan juga kesehatannya. Berikut video yang bisa Anda simak:
Dengan nafsu makan yang meningkat, maka pertambahan bobot sapi juga akan meningkat. Hal ini juga menjadi salah satu solusi untuk meminimalisir serangan penyakit. Dengan kualitas pakan dan nafsu makan yang baik, bobot sapi bisa meningkat signifikan dan kualitas susunya juga meningkat.
Salah satu yang penting dilakukan, menjaga kesehatan sapi dan nafsu makannya perlu ditunjang dengan suplemen yang tepat. Jika dirasa kesehatan sapi kurang maksimal, Anda bisa mengkonsultasikan penggunaan Suplemen Organik Cair GDM Spesialis Peternakan.
Dengan tim ahli peternakan kami melalui tombol whatsapp dibawah ini: