Cara Merawat Kelapa Sawit Secara Baik dan Benar

Perawatan yang sesuai dengan kualitas terbaik dalam menghasilkan buah kelapa sawit yang memiliki buah tandan lebih besar dari ukurannya. Beberapa poin penting untuk menghasilkan buah sawit dengan kualitas yang lebih baik.

Salah satunya dengan perawatan yang tepat, memperhatikan kondisi lahan tanam sampai pada pemilihan pupuk yang sesuai. Produksi yang meningkat tentu sangat berpengaruh terhadap harga jualnya.

Kelapa sawit adalah salah satu komoditas terpenting dengan perputaran uang yang cukup besar di Indonesia. Kalau anda bisa memiliki perkebunan kelapa sawit yang besar, pastinya anda bisa mendapatkan keuntungan yang sangat besar pula.

Agar bisa memiliki perkebunan kelapa sawit yang besar, anda harus paham cara merawat kelapa sawit yang baik dan benar terlebih dahulu. Tanpa perawatan yang bagus, kelapa sawit tidak akan bisa tumbuh dengan baik.

Cara Memelihara Kelapa Sawit Agar Berbuah Banyak

Untuk mempertimbangkan kualitas kelapa sawit agar lebih bagus hasilnya, tentu pertimbangannya adalah memaksimalkan perawatannya sebagai berikut ini:

cara memelihara kelapa sawit

1. Mengetahui Kebutuhan Nutrisi Kelapa Sawit

Mengetahui kebutuhan nutrisi menjadi syarat paling mutlak kalau anda ingin mempelajari cara merawat bibit sawit biar cepat besar. Salah satu nutrisi yang sangat dibutuhkan oleh kelapa sawit adalah unsur hara.

Beberapa unsur hara yang dibutuhkan kelapa sawit adalah nitrogen, fosfor, kalium, dan mangesium. Kelapa sawit membutuhkan keempat unsur hara tersebut dalam jumlah yang banyak.

  • Kekurangan nitrogen dapat membuat daun pada kelapa sawit menjadi kuning. Hal ini tentu mengganggu proses fotosintesis sehingga produktivitas menjadi menurun.
  • Fosfor yang kurang membuat kelapa sawit menjadi kerdil, kecil, dan memiliki daun yang tidak normal. Jika bisa menghasilkan buah, kelapa sawit yang kekurangan fosfor akan menghasilkan buah yang kecil dan keriput.
  • Kelapa sawit yang kekurangan kalium biasanya menunjukkan gejala daun yang merah atau kuning. Kalau terus dibiarkan, maka daun kelapa sawit akan mengering sehingga tidak bisa melakukan proses fotosintesis.
  • Gejala kurangnya magnesium juga tidak jauh berbeda seperti kekurangan nitrogen atau kalium, yaitu daun yang menguning dan kering. Akhirnya, proses fotosintesis pada kelapa sawit juga jadi terganggu.
  • Selain keempat unsur hara tersebut, kelapa sawit juga butuh unsur hara boron. Namun, dengan jumlah yang tidak sebanyak keempat unsur hara sebelumnya. Kekurangan unsur hara boron juga menunjukkan gejala cukup mengganggu, yaitu bentuk daun yang jadi keriting.
  • Sedangkan unsur hara lainnya, yaitu kalsium, belerang, besi, mangan, hingga klorin hanya dibutuhkan kelapa sawit dalam jumlah yang sedikit. Meski sedikit, anda tetap harus memenuhi kebutuhannya. Kekurangan salah satu unsur hara tersebut bisa menganggu pertumbuhan kelapa sawit.
  • Selain unsur hara, kelapa sawit juga membutuhkan air dan intensitas cahaya yang cukup sebagai nutrisi tambahan. Bahkan menurut beberapa ahli, kebutuhan air kelapa sawit mencapai 1500 mm hingga 1700 mm setiap tahunnya.
  • Kelapa sawit merupakan tanaman yang melakukan proses fotosintesis sehingga membutuhkan sinar matahari. Menurut penelitian, kelapa sawit membutuhkan intenstias matahari paling rendah sekitar 40%.

2. Sesuaikan Dengan Jenis Lahan Tanam

Cara merawat sawit selanjutnya adalah memilih jenis lahan yang tepat. Berbeda jenis lahan yang anda gunakan, beda pula perlakukan yang harus anda berikan.

Beberapa jenis lahan yang cocok untuk menanam pohon kelapa sawit adalah tanah aluvial, latosol, dan organosol.

  • Tanah aluvial terkenal memiliki sumber daya mineral atau unsur hara yang sangat kaya. Jenis tanah yang satu ini umum ditemukan pada sekitaran aliran sungai sehingga teksturnya sudah sedikit lembek, mirip tanah liat.
  • Keuntungan menggunakan tanah aluvial adalah penyerapan air yang cukup bagus sehingga kelapa sawit sangat jarang kekurangan air. Namun, pengolahan tanah yang satu ini cukup sulit karena sering terjadi penggumpalan tanah.
  • Kalau ingin menggunakan jenis tanah yang satu ini, anda harus melakukan manajemen tanah dengan memastikan tidak terjadi penggumpalan tanah.
  • Tanah latosol bisa anda kenali dari warnanya yang agak merah karena terbentuk dari proses pelapukan berbagai jenis batu. Karakteristik tanah yang satu ini adalah pH yang asam dan tekstur yang gembur.
  • Kelebihan dari tanah latosol adalah jarang terjadi penggumpalan tanah sehingga lebih mudah diolah, tetapi rentan kekeringan hingga kehilangan unsur hara.
  • Jika anda menggunakan tanah latosol, anda harus lebih sering memberikan pupuk dan air untuk kelapa sawit.
  • Terakhir, tanah organosol terbentuk dari proses pelapukan bahan organik sehingga sudah pasti mengandung banyak unsur hara. Namun, tidak semua tanah organosol kaya akan unsur hara.
  • Tanah organosol terbagi menjadi dua, yaitu tanah humus dan gambut. Tanah humus terkenal kaya akan unsur hara sehingga sangat cocok untuk menanam apa saja dan tidak membutuhkan banyak upaya pengolahan lahan.
  • Sedangkan tanah gambut memiliki tekstur yang lemah dan hanya mengandung sedikit unsur hara. Namun, bukan berarti tanah gambut tidak bisa digunakan untuk menanam kelapa sawit.
  • Jika anda ingin menanam kelapa sawit menggunakan tanah gambut, maka anda harus membuat tanah menjadi lebih padat terlebih dahulu.
  • Selain itu, tanah gambut juga memiliki kelebihan, seperti mengandung air yang cukup banyak dan kaya akan unsur nitrogen.

3. Pengolahan dan Pengairan Pada Lahan

Mengetahui pengolahan dan pengairan pada lahan sangat penting kalau anda ingin mengetahui cara merawat sawit baru tanam. Memang ada banyak jenis tanah yang mengandung banyak air, tetapi kelapa sawit bisa kehabisan air pada suatu kondisi. Pada saat itulah anda membutuhkan sistem pengolahan dan pengairan yang tepat.

Tanpa sistem pengairan yang tepat, sangat sulit untuk mengolah lahan sehingga biasanya hasil dari perkebunan kelapa sawit kurang maksimal.

Dalam menerapkan sistem pengairan atau irigasi, anda harus mempertimbangkan biaya, sumber air, aplikasi, dan efisiensi. Pastikan anda bisa mendapatkan sumber air untuk memulai sistem irigasi secara efisien sehingga bisa menghemat biaya dan mudah dalam pembuatannya.

4. Pengendalian Gulma maupun Hama

perawatan kelapa sawit

Gulma merupakan tanaman yang tumbuh di sekitar tanaman utama dengan menyerap nutrisi dari tanaman utama, dalam hal ini adalah kelapa sawit. Beberapa jenis gulma yang sering tumbuh adalah rumput, gulma daun lebar, teki, dan pakis.

  • Gulma ini bisa anda basmi dengan cara melakukan penyiangan dengan tahapan yang benar. Tahapan dalam melakukan penyiangan meliputi pencabutan hingga pengolahan lahan yang tumbuh gulma.
  • Ketika tumbuh gulma, segera cabut dan bakar. Langkah ini perlu dilakukan untuk memastikan tidak ada bagian gulma yang jatuh ke tanah lagi. Bagian gulma yang jatuh ke tanah bisa tumbuh lagi dengan waktu yang cepat.
  • Setelah selesai mencabut gulma, cangkul tanah tempatnya tumbuh untuk memastikan bahwa akar sudah tercabut dengan benar. Sedikit saja akar gulma tertinggal, maka gulma tetap bisa tumbuh lagi.
  • Selain gulma, anda juga harus memperhatikan hama yang bisa menyerang kelapa sawit. Menurut pengamatan di lapangan, tikus semak, ulat api, dan kumbang tanduk merupakan hama yang paling sering menyerang kelapa sawit.
  • Tikus semak biasanya akan memakan buah yang masih mentah sehingga terjadi kegagalan panen. Ulat api membaut daun kelapa sawit mudah rontok hingga menganggu proses fotosintesis. Kumbang tanduk juga membuat kerusakan pada daun, terutama daun muda.
  • Anda dapat mengatasi tikus semak dengan berbagai cara, seperti menggunakan racun tikus, mengasapi lubang tikus, dan memelihara burung hantu sebagai predator alami.
  • Untuk mengatasi ulat api, anda bisa mencari dan membunuhnya secara manual atau menggunakan insektisida dengan bahan deltramtrin dengan dosis sekitar 2 cc saja.
  • Kumbang tanduk bisa anda kendalikan dengan cara mencarinya di daun kelapa sawit atau menggunakan insektisida dengan kandungan karbosulfan.

5. Penanganan Terhadap Serangan Penyakit

Perawatan yang salah sangat rentan membuat kelapa sawit terserang penyakit. Karena itu, salah satu cara merawat sawit yang tidak terawat adalah penanganan dan pencegahan penyakit.

  • Busuk akar, busuk pangkal buah, busuk kuncup, garis kuning, anthracnose, dan tajuk merupakan daftar penyakit yang biasa menyerang kelapa sawit.
  • Penyakit busuk akar hingga anthracnose disebabkan oleh berbagai jenis jamur. Penanganan yang bisa anda lakukan adalah memangkas bagian yang sudah terinfeksi. Gejala yang ditimbulkan juga bermacam-macam, seperti perubahan warna, muncul bercak, hingga kering. Jika terus dibiarkan kelapa sawit bisa mati.
  • Pencegahan penyakit ini bisa anda lakukan dengan mengolah tanah dengan baik, seperti melakukan pengapuran, menyesuaikan pH tanah, dan menggunakan pupuk yang tepat. Cara pencegahan lainnya adalah dengan memilih bibit kelapa sawit yang unggul dan bebas penyakit.
  • Sedangkan penyakit tajuk cukup berbahaya dengan tingkat penularan yang sangat tinggi. Gejala dari penyakit tajuk biasanya adalah tidak tumbuhnya daun hingga pelepah. Penularan penyakit ini bisa terjadi karena keturunan dari tanaman induk.
  • Sebaiknya anda mencegah penyakit tajuk dengan cara memilih bibit kelapa sawit yang terbukti bebas dari penyakit ini.

6. Pemilihan Jenis Pupuk

Kalau anda berpikir untuk merawat kelapa sawit tanpa pupuk, maka hal itu sangatlah mustahil. Cara merawat sawit tanpa pupuk sangatlah sulit. Karena itu, anda harus mengetahui jenis pupuk yang tepat untuk kelapa sawit.

Ada banyak jenis pupuk yang bisa anda gunakan untuk kelapa sawit, tetapi pastikan anda menggunakan pupuk yang aman.

pupuk organik cair gdm spesialis sawit 5ltr

7. Komposisi Pemupukan

Pastinya anda harus menggunakan komposisi pupuk yang tepat agar kelapa sawit bisa tumbuh dengan optimal. Gunakan GDM SAME, GDM Black Bos, dan Pupuk Organik Cair GDM Spesialis Kelapa Sawit bersamaan.

  1. Pada saat kelapa sawit berumur di bawah 1 tahun, berikan GDM SAME sebanyak 750 gram dan GDM Black Bos sebanyak 70 gram dengan rentang waktu 6 bulan sekali, serta Pupuk Organik Cair GDM Spesialis Kelapa Sawit dengan dosis 100 ml dalam waktu 1 bulan sekali.
  2. Jika kelapa sawit sudah berumur 1 hingga 3 tahun, tambahkan dosisnya menjadi GDM SAME sebanyak 1 kg dan GDM Black Bos sebanyak 70 gram dengan aplikasi 6 bulan sekali, dan Pupuk Organik Cair GDM Spesialis Kelapa Sawit sebanyak 200 ml selama 3 bulan sekali.
  3. Saat kelapa sawit sudah berumur lebih dari 3 tahun, anda bisa memberikan GDM SAME dan GDM Black Bos dengan dosis yang sama seperti sebelumnya. Pupuk Organik Cair GDM Spesialis Kelapa Sawit dapat ditingkatkan menjadi 250 ml dengan rentang waktu 3 bulan sekali.

8. Pemangkasan dan Penunasan

Cara pemangkasan dan penunasan yang tepat dapat membantu kelapa sawit tumbuh dengan lebih bagus dan mencegah serangan penyakit atau hama. Perlu anda perhatikan untuk menggunakan alat yang bersih dan mengobati luka setelah melakukan pemangkasan.

Pemangkasan biasanya dilakukan dengan memotong pelepah yang berada di bawah tandan buah segar. Pemangkasan biasanya dilakukan ketika kelapa sawit berumur 19 bulan, 4 tahun, 5 atau 7 tahun, 8 atau 14 tahun, hingga 15 tahun.

9. Teknis Pemanenan

Langkah terakhir dan yang paling ditunggu adalah proses panen. Anda harus melakukan proses pemanenan dengan teknik yang tepat agar kualitas kelapa sawit tidak menurun. Panenlah buah kelapa yang sudah berwarna orange atau merah, serta sudah ada buah yang lepas dari tempatnya.

Usahakan mencabut buah kelapa tanpa merusak pelepah di bawahnya. Jika memang harus memotong pelepah, lakukan dengan teknik pemangkasan yang benar.

Merawat kelapa sawit dengan baik dan benar ternyata tidaklah sulit. Dengan 9 langkah yang sudah disebutkan di atas, anda bisa memiliki kebun kelapa sawit yang besar.

Perawatan yang tepat menjadi hal penting dalam memaksimalkan kualitas buah sawit agar lebih baik. Dengan memperhatikan segala hal yang ada, Anda juga bisa berkonsultasi langsung dengan tim ahli perkebunan kami melalui tombol dibawah ini:

Share your thoughts