Cara Tepat Mengatasi Hama dan Penyakit Bawang Merah, Terbukti Meningkatkan Hasil Panen
Penanggulangan penyakit atau gangguan organisme pengganggu tanaman (OPT) pada tanaman bawang merah yang tepat memiliki peran penting dalam mensukseskan budidaya bawang merah.
Oleh sebab itulah, dulur harus memahami jenis OPT dan cara menanggulanginya.
Salah satunya dengan cara organik, hal ini sudah dibuktikan oleh salah satu mitra GDM dari Sragen yang sudah melakukan pencegahan sejak awal masa tanam.
Terbukti serangan hama dan penyakit pada tanaman bawang merahnya berkurang pada musim kemarau.
Tentu dulur penasaran bukan ? apa saja kiat yang dapat mencegah serangan hama maupun penyakit tersebut.
Tapi sebelum itu, dulur harus menyimak terlebih dahulu beberapa karakteristrik jenis OTP pada tanaman bawang merah ..
Pengetahuan ini dibutuhkan karena masing-masing OPT memiliki karakteristik dan cara penanggulangan yang berbeda-beda. Pastikan dulur menyimak sampai akhir ya,
Berikut ini macam-macam hama penting, penyakit, serta cara penanggulangannya:
Daftar Isi
Macam-Macam Hama Penting Pada Bawang Merah
1. Ulat Grayak (Spodoptera litura)
Ulat grayak merupakan jenis ulat yang hidup didalam tanah. Oleh sebab itulah, jenis ulat ini sangat berbahaya bagi pertumbuhan tanaman bawang merah.
Jenis ulat grayak biasa menyerang tanaman bawang merah saat masih usia muda, yaitu 1-4 minggu setelah tanam.
Hama ini memiliki ciri-ciri: ngengat berwarna gelap dan terdapat garis putih di sayap depannya dengan sayap belakang berwarna putih dan bercak hitam.
Hama ini termasuk jenis yang sangat cepat berkembang. Sebab, se-ekor ngengat betina mampu menghasilkan telur sebanyak 2000-3000 butir telur.
Oleh sebab itulah, hama ini harus cepat ditangani sebelum semakin berkembang pesat dan membuat tanaman bawang merah gagal panen.
2. Ulat Bawang (S.exigua)
Ulat bawang merupakan jenis ngengat yang memiliki sayap depan berwarna kelabu gelap, sedangka sayap belakangnya berwarna keputihan.
Ulat bawang ini dapat diketahui karena imago betina biasa meletakkan telurnya pada ujung daun dalam jumlah cukup banyak, yaitu sekitar 50-150 butir dan berkelompok.
Hama ini juga termasuk cepat berkembang, karena seekor imago betina mampu menghasilkan telur dengan jumlah telur rata-rata 1000 butir. Anda bisa melihat telur tersebut secara kasat mata karena berwarna putih, bulat telur, dan berukuran 0.5 mm.
Telur-telur tersebut cukup cepat menetas jika tidak ditangani dengan baik. Hanya dalam waktu 3 hari, hama ini sudah berubah menjadi larva ulat yang berwarna hijau muda berukuran 2,5 cm. sedangkan setelah dewasa akan berubah menjadi hijau kecoklatan dengan garis kekuningan.
Hama ini sangat berbahaya karena bersifat polifag (pemakan segala). Terlebih, lama hidup larva ini juga cukup lama, yaitu 10 hari dan dapat menghabiskan tanaman bawang merah secara cepat.
Gejala serangan ulat ini adalah timbulnya lubang-lubang pada daun, mulai dari tepi daun pemukaan atas atau bawah, hingga keseluruh bagian daun.
Dulur juga harus berhati-hati jika bertetangga dengan tanaman budidaya lain seperti asparagus, kacang-kacangan, bawang putih, bit, brokoli, kentang, lobak, bayam, tomat ataupun cabai.
Mengingat sifatnya polifag, sehingga dapat menyebar ke lahan lainnya. Termasuk tertular atau menulari tanaman lainnya.
3. Lalat Pengorok Daun (Liriomyza sp.)
Lalat pengorok daun merupakan hama penting bawang merah yang dapat menyerang sejak tanaman buerumur 15 HST hingga masa panen.
Hama ini cukp menakutkan bagi para petani bawang merah, karena kerugian ekonomi yang ditanggung sangatlah besar, setidaknya minimal 30% kerusakan, hingga kegagalan panen 100%.
Gejala dari serangan hama ini adalah, daun bawang merah menjadi kering seperti terbakar akibat korokan larva Liriomyza sp.
Jika hama ini menyerang saat tanaman masih muda, maka resikonya adalah tanaman rusak sepenuhnya, sedangkan ketika menyerang saat tanaman sudah berumbi, maka petani harus memanen dini. Dengan begitu, umbinya masih sangat kecil dan memiliki harga murah dipasaran.
4. Trips
Gejala serangan trips ini adalah daun berubah menjadi putih ke perak-perakan. Sedangkan ketika serangan sudah berat, maka seluruh permukaan daun akan menjadi putih dan menyeluruh pada tanaman bawang merah. Dengan begitu, lahan pertanaman bawang merah menjadi putih.
Serangan thrips ini umumnya terjadi ketika suhu udara rata-rata diatas normal dan kelembaban melebihi angka 70%.
Selain menyerang bawang merah, hama ini juga menyerang tanaman lain, seperti papaya, nanas, tembakau, tomat, mentimun, bawang putih, melon, dan lainnya.
Ciri-ciri hama trips ini adalah tubuhnya tipis, panjang sekitar 1 mm, dan warna tubuh kuning. Ketika dewasa, tubuhnya akan berubah menjadi coklat kehitaman.
Telur dari hama ini dapat bertahan anatara 4-5 hari dan berwarna kekuningan. Sedangkan pada fase nimpa, hama berwarna putih kekuningan dengan lama masa hidupnya 9 hari.
5. Orong-Orong
Orong-orong adalah hama yang sangat rakus. Dengan imago menyerupai cengkerik dan sepasang kaki depan yang kuat untuk mencengkeram. Hama ini seringkali hidup aktif saat malam hari.
Sejak nimfa hingga dewasa, orong-orong memiliki bentuk yang sama, hanya berbeda ukurannya. Hama ini sangat berbahaya karena bersifat polifag.
Sehingga dapat menyerang seluruh bagian tanaman bawang merah, mulai dari umbi akar, hingga daunnya. Selain itu, orong-orong juga dapat memakan hama kecil lainnya, seperti kutu daun yang menempel pada tanaman.
Akibat serangan hama ini, tanaman bawang merah menjadi layu dan mati. Ini dikarenakan perakaran tanamannya yang rusak .
Sehingga petani mengalami kerugian yang tidak sedikit dan bahkan gagal panen. Utamanya hama ini menyerang tanaman yang masih berumur sekitar 2 minggu tanam.
Macam-Macam Penyakit Pada Tanaman Bawang Merah
Selain hama, tanaman bawang merah juga terancam oleh adanya serangan penyakit. Serangan penyakit ini tidak kalah mengerikan, karena dapat menyebabkan gagal panen dan kerugian yang besar.
Berikut ini beberapa penyakit penting pada bawang merah yang perlu dulur ketahui:
1. Antraknosa
Antraknosa adalah jenis penyakit penting yang paling diingat oleh petani. Sebab, serangan hama ini sangatlah mengerikan dan bisa menyebabkan kerugian yang tidak sedikit hanya dalam waktu yang sangat singkat.
Penyakit antraknosa ini disebabkan oleh jamur/cendawan Colletotrichum gloeosporioides (Penz). Serangan penyakit ini dapat membunuh tanaman bawang merah dalam waktu yang sangat cepat, mendadak dan serentak.
Gejala serangan awal antraknosa adalah bercak berwarna putih pada daun, kemudian terbentuk lekukan kea rah dalam (invaginasi), berlubang dan kemudian patah.
Apabila tidak segera ditangani, maka infeksi akan terus berlanjut hingga terbentuk koloni konidia berwarna pink , kemudian berubah coklat muda, coklat tua, kemudian menggelap hingga kehitaman.
Perkembangan konidia ini akan sangat cepat berkembang menjadi miselia yang menjalar dari daun ke umbi jika kelembaban udara tinggi, utamanya ketika musim penghujan.
Jika serangan sudah massif, maka miselia ini akan menyebar ke permukaan tanah, menyerang tanaman lain, dan menjadikan umbi busuk.
Akibat umbi dan perakaran yang membusuk, maka daun nya mengering dan mati. Tentu saja, penyakit ini dapat dengan cepat menyebar ke seluruh pertanaman bawang merah, dan menyebabkan gagal panen.
2. Embun Bulu (downy mildew)
Embun bulu disebabkan oleh jamur Peronospora destructor (Berk). Sesuai namanya, jamur ini dapat membentuk masa spora berwarna ungu yang sangat banyak hingga menutupi daun, batang hingga umbi dan berbentuk menyerupai bulu bulu.
Gejala serangan penyakit ini nampak begitu jelas pada pagi hari, ketika daun masih basah terkena embun.
Tanaman yang terserang penyakit ini, daunnya akan tampak hijau pucat, pertumbuhannya terhambat, lalu mati jika dibiarkan.
Bercak infeksi yang awalnya di ujung daun, kemudian menyebar ke bagian pangkal, menuju ke umbi lapis, kemudian menginfeksi seluruh lapisan umbi.
Sehingga menyebabkan umbi bawang menjadi kecoklatan, membusuk dengan lapisan luar yang mengering, berkerut, layu dan didapati anyaman miselia jamur yang berwarna hitam gelap.
3. Layu Fusarium (twisting disease)
Tidak berbeda dengan tanaman lain, bawang merah juga terancam oleh serangan penyakit layu fusarium.
Penyakit ini menyerang bagian dasar umbi bawang merah dan perakaran, sehingga menyebabkan pertumbuhan umbinya terganggu.
Gejala serangan penyakit layu fusarium adalah daunnya menguning, terpelintir, akar membusuk, dan dasar umbi tampak keputihan.
Serangan penyakit ini dimulai dari dasar umbi dan meluar ke atas atau ke samping.
Setelah terinfeksi penyakit ini, bagian daun akan berangsur mati, dimulai dari ujung hingga ke pangkal. Setelah itu, tanaman akan mati secara keseluruhan. Tentu saja, proses kematian tanaman ini berjalan dengan sangat cepat, bahkan sebelum dulur menyadari bahwa ini adalah serangan fusarium.
4. Penyakit Ngelupruk (stemphylium leaf blight)
Sesuai namanya, penyakit ngelupruk (stemphylium leaf blight) ini disebabkan oleh jenis jamur Stemphylium vesicarium (Wallr) Simmons.
Gejala yang ditimbulkan adalah bercak berwarna putih kekuningan yang dapat menyebar begitu cepat sesuai dengan arah bertiupnya angin.
Selain disebabkan oleh jamur Stemphylium vesicarium (Wallr) Simmons, penyakit ini juga disebabkan oleh asosiasi bersama jamur A.porri.
Penyakit ini sangat berbahaya karena dapat membunuh tanaman secara serantak jika kelembaban udara di lahan terlalu tinggi.
5. Bercak Daun Serkospora (cercospora leaf spot)
Penyakit bercak daun serkospora disebabkan oleh jamur Cercospoera duddiae (Walles). Gejala serangan penyakit ini tampak dari bercak klorosis yang berkumpul pada ujung daun hingga hampir ke pangkal daun dan tampak belang-belang.
Warna serangan kuning pucat dan bergaris tengah sekitar 3-5 mm. Jika dibiarkan, serangan serkospora ini dapat membunuh jaringan tanaman dan menyebabkan tanaman mati.
Cara Pencegahan Terhadap Serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)
1. Waktu Tanam Yang Tepat Pada Musim Kemarau
Waktu tanam yang tepat memiliki peran penting untuk mencegah dan menekan serangan penyakit. Salah satu penyakit yang dapat menyerang ketika waktu tanam kurang tepat adalah jenis jamur A. Porii dan jenis jamur lainnya.
Lakukan penanaman di waktu yang tepat, Ini bertujuan untuk menghindari serangan penyakit akibat tular tanah.
2. Penggunaan Varietas Tahan OPT
a. Varietas Tahan Hama S. exigua Seperti Varietas Kuning, Bima Dan Sumenep
Saat ini, serangan hama S. exigua dapat dihindari dengan penggunaan varietas yang tahan serangan hama. Salah satu jenis bawang merah yang tahan serangan hama S. exigua adalah varietas kuning, bima dan sumenep.
Dengan menggunakan varietas tahan hama, maka tanaman bawang merah bisa lebih tahan dari serangan hama dan menghindari terjadinya gagal panen.
b.Varietas Tahan Alternaria porii Seperti Varietas Bauji
Varietas selanjutnya yang tahan serangan OPT adalah varietas bauji. Varietas bauji ini dikenal tahan terhadap serangan jamur A. porii.
Meski begitu, dulur tetap harus menjaga kelembaban iklim mikro agar tidak terlalu tinggi. Tentu saja, kelembaban iklim mikro yang terlalu tinggi dapat mengundang banyak penyakit yang diakibatkan oleh jamur.
3. Pemilihan Bibit Bawang Merah Yang Sehat
Selain memilih varietas yang tahan serangan OPT, Anda juga harus memilih bibit yang sehat dan terbebas dari bibit penyakit.
Lakukan seleksi bibit atau benih sesuai dengan petunjuk, atau belilah bibit atau benih yang sudah tersertifikasi.
Bibit atau benih yang sudah tersertifikasi telah melalui proses uji yang ketat, sehingga terjamin tidak akan membawa penyakit tular benih.
Meski begitu, jika dulur melakukan pembibitan atau pembenihan secara mandiri dari pertanaman sebelumnya, sangat disarankan untuk menyeleksi dengan ketat, kemudian merendam benih/bibit dengan Pupuk Organik Cair GDM Spesialis Tanaman Pangan sesuai dosis agar terbebas dari serangan penyakit tular benih.
4. Pengolahan Tanah Yang Baik
Pengolahan tanah yang baik serta pemberian masa bera atau masa jeda bermanfaat untuk mencegah serangan penyakit tular tanah.
Lakukan pengolahan tanah dengan benar, dan jangan lupa untuk menggunakan GDM Black BOS dan Granule Bio Organik GDM SaMe agar bakteri baik yang terkandung didalamnya dapat membunuh bekteri jahat ataupun jamur yang merugikan.
Kandungan bakteri apatogen (bakteri baik) pada GDM Black BOS dan Granule Bio Organik GDM SaMe secara alami bertugas untuk membunuh bakteri, jamur ataupun virus yang tertinggal didalam tanah.
Selain itu, kandungan unsure haranya bermanfaat untuk menyuburkan tanah, menunjang pertumbuhan mikroorganisme bermanfaat pada tanah, sehingga tanah menjadi sehat dan terbebas dari penyakit tular tanah.
Dulur juga bisa mengetahui ulasan lengkapnya pada panduan budidaya bawang merah menghasilkan panen berlimpah
5. Pemupukan Secara Organik
Pemupukan secara organik terbukti mampu mengendalikan pertumbuhan penyakit pada tanaman bawang merah. Ini dikarenakan pemupukan secara organik mampu menjaga keseimbangan ekosistem didalam tanah.
Dengan begitu, mikroorganisme baik yang ada didalam tanah dapat secara alami menyerang bakteri, jamur ataupun virus penyebab penyakit.
Gunakan juga pupuk yang mengandung bakteri baik serta unsure hara makro-mikro lengkap. Hal inilah yang dilakukan oleh Pak Kamdi, salah satu petani bawang merah di Sragen yang juga menjadi Mitra GDM.
Beliau menggunakan produk pupuk organik GDM tidak hanya untuk meningkatkan kesuburan tanaman bawang merah saja, namun juga untuk mencegah serangan hama maupun penyakit pada tanaman bawang merah.
Baqaiaman bisa ? simak video selengkapnya berikut ini ya dulur:
Pupuk organik terbaik yang memiliki semuanya adalah produk pupuk GDM yang terdiri dari Granule Bio Organik GDM SaMe, GDM Black BOS dan Pupuk Organik Cair GDM. Gunakan ketiga rangkaian pupuk organik GDM untuk mendapatkan hasil yang optimal.
Terbukti menghasilkan kualitas umbi yang berkualitas dan memiliki perbedaan signifikan terhadap pupuk lain.
6. Sanitasi Dan Pemusnahan Sisa-Sisa Tanaman Yang Terinfeksi
Sanitasi memegang peranan penting dalam pencegahan penyakit. Sanitasi yang buruk berpotensi untuk meningkatkan kelembaban udara di iklim mikro secara drastis, serta memicu perkembangan bakteri maupun jamur penyebab penyakit.
Selain sanitasi yang baik, pemusnahan sisa-sisa tanaman yang terinfeksi serta mensterilkan tanaman pada masa pertanaman sebelumnya juga berguna untuk menghindari terjadinya penularan penyakit. Umumnya, sisa pertanaman sebelumnya dapat memicu penularan penyakit tular tanah.
Nah, itulah cara mencegah dan mengatasi penyakit bawang merah secara cepat dan tepat. Dengan begitu, dulur bisa mengurangi resiko gagal panen akibat serangan penyakit.
Jangan lupa untuk menggunakan rangkaian produk pupuk organik GDM Organik ya. Agar kondisi ekosistem tetap terjaga dan sehat. Dengan begitu, penyakit yang menyerang dapat dengan mudah dikendalikan.
Jika dulur-dulur memiliki kendala dalam mencegah serangah hama dan penyakit pada bawang merah,
Langsung konsultasikan dengan tim ahli kami melalui tombol whatsapp dibawah ini ya !