Budidaya Tanaman Bajakah, Apakah Bisa?
Budidaya Tanaman Bajakah, Belakangan ini tanaman bajakah sedang ramai diperbincangkan setelah tiga siswa SMAN 2 Palangkaraya berhasil mendapatkan medali emas atas karya ilmiah mereka yang berjudul “Bajakah Tunggal, The Cancer Medicine from Nature” dalam ajang World Invention Creativity Olympic (WICO) 2019.
Dari hasil penelitian mereka, diketahui bahwa tanaman bajakah mengandung senyawa-senyawa fitonutrien yang dapat mematikan sel-sel kanker. Tak lama berselang, obat tradisional khas Dayak Ngaju itu pun ramai diperjualbelikan di toko-toko herbal di Palangkaraya maupun secara daring.
Peredaran tanaman bajakah inipun meningkat tajam. Harganya melonjak, per kilo atau per batangnya dibanderol ratusan ribu rupiah. Sebelum mengetahui apa bisa tanaman bajakah ini di budidayakan, yuk kita simak penjelasan berikut :
Jenis-Jenis Tanaman Bajakah
Dengan viralnya tanaman bajakah sebagai obat ampuh penyembuh kanker, banyak pihak berbondong-bondong mencari dan menjual bajakah. Padahal, tidak semua jenis tanaman bajakah dapat digunakan sebagai obat tradisional penyembuh kanker. Berikut adalah beberapa jenis tanaman bajakah yang ditemukan di hutan Kalimantan:
1. Bajakah Tampala
Jenis pohon bajakah ini yang sedang dipercaya sebagai obat kanker. Melalui batangnya yang mengandung senyawa fenolik, flavonoid, tannin dan saponin mampu mempercepat proses penyembuhan luka.
2. Bajakah Lamei
Jenis Bajakah Lamei ini banyak mengandung air, tidak heran jika masyarakat Kalimantan Tengah banyak yang meminum secara langsung carian yang terkandung di akarnya. Dikutip dari lama Institut Pertanian Bogor (IPB), jenis tanaman bajakah lamei ini merupakan tanaman hutan tropis yang tumbuh dengan cara merambat.
3. Bajakah Kalalawit
Bajakah jenis Kalalwit ini mempunyai kandungan phenol dan antibacterial. Selain itu juga dalam ekstrak gambir terdapat kandungan katekin yang cukup tinggi. Kandungan ini yang dipecaya untuk mencegah penyakit jantung, menurunkan berat badan hingga membantu untuk pembentukan kolagen.
Selain bajakah dengan khasiat untuk kesehatan seperti yang disebutkan di atas, terdapat juga tanaman bajakah yang sangat beracun yang getahnya digunakan untuk mengolesi ujung mata sumpit (senjata tradisional) oleh masyarakat Dayak. Selain itu, ada pula bajakah yang racunnya digunakan untuk membuat ikan lemas, digunakan sebagai sabun mandi, dan ada pula bajakah yang dipercaya dapat digunakan untuk mengusir makhluk halus.
Asal Usul Tanaman Bajakah
Bajakah dalam bahasa Dayak Ngaju artinya “akar-akaran” dalam bahasa Dayak Maanyan disebut “wakai”, yaitu ratusan spesies tumbuhan pembelit-pemanjat di hutan hujan Kalimantan. Nama “bajakah” bukan spesies tapi nama sekelompok akar akaran. Pemanfaatan bajakah untuk obat kanker sudah dilakukan oleh masyarakat Dayak Ngaju sejak ratusan tahun silam.
Akar tanaman bajakah mengandung 40 macam zat penyembuh kanker. Zat tersebut di antaranya adalah saponin, denolik, steroid, terpenoid, tannin, alkonoid, dan terpenoid. Senyawa tannin maupun plafonoid berperan dengan cara melepaskan senyawa hidroksil dimana akan berikatan dengan senyawa kanker, sehingga dapat menghambat pertumbuhan kanker.
Ekstrak akar bajakah inilah yang dapat menghambat dan menyembuhkan penyakit tumor dan kanker. Untuk mengolahnya menjadi obat penyembuh kanker, terlebih dahulu batang bajakah yang telah dipotong dijemur dengan sinar matahari langsung.
Kemudian, cincang atau cacah tanaman yang telah kering. Lalu, tumbuk hingga menjadi bubuk dan direbus. Bubuk bajakah direbus selama 30 menit dan hasil rebusan tersebut diminum sebagai pengganti air minum sehari-hari.
Rasanya memang sedikit hambar berbeda dengan jika langsung meminum tetesan air dari bajakah yang telah dipotong. Mengkonsumsi rebusan bajakah harus rutin agar mendapatkan manfaat yang maksimal.
Menurut masyarakat Dayak setempat, sejak dahulu ada pantangan dalam mengkonsumsi air rebusan bajakah. Yaitu dilarang mengkonsumsi cabe dan lada dalam bentuk apapun.
Baca Juga : Cara Menanam Buah Naga Agar Cepat Berbuah Dengan Metode GDM
Setelah sembuh dari sakit yang diderita, ada pantangan khusus yaitu tidak boleh mengkonsumsi makanan olahan yang berpengawet. Biasanya hanya disarankan makan sayur, jamur dan juhu ikan sungai segar. Kemudian yang terakhir yaitu dilarang makan makanan hangus atau berkerak.
Sampai saat ini belum banyak penelitian yang dilakukan terhadap tanaman bajakah. Hal tersebut membuat masyarakat sekitar menganggap khasiat yang ditimbulkan dari obat tradisional berbahan bajakah berasal dari hal-hal berbau mistis.
Tanaman ini tumbuh di lahan gambut pedalaman Kalimantan dan memiliki bentuk batang bersulur. Sepintas, tanaman bajakah hampir mirip dengan tumbuhan lainnya yang berada di hutan Kalimantan. Secara kasat mata tidak ada yang spesial sehingga membutuhkan kejelian dalam mencarinya.
Bajakah tumbuh dengan cara merambat meski batangnya cukup kuat. Tanaman asal Kalimantan ini dapat tumbuh merambat mencapai ketinggian lima meter ke puncak pohon lain yang dirambatinya. Akar bajakah menghujam di dasar aliran air lahan gambut. Tanaman bajakah hanya hidup di lokasi rimbun di mana sinar matahari tertutup rimbunnya hutan.
Dengan maraknya pemberitaan mengenai tanaman bajakah, dikhawatirkan akan terjadi eksploitasi terhadap tanaman tersebut. Direktur Eksekutif Walhi Kalsel, Kisworo Dwi Cahyono khawatir, perdagangannya yang semakin tinggi membuat eksploitasi akar bajakah bertambah besar.
Hal itu tentu berdampak buruk terhadap lingkungan. “Sesuatu yang diambil secara besar-besaran tentu akan berdampak terhadap lingkungan, karena keberadaannya tidak lestari lagi,” katanya dikutip dari Radar Banjarmasin (Jawa Pos Group), Minggu (18/8). Sumber : Jawa Pos Grup
Untuk itu, sebelum eksploitasi tanaman bajakah tak terkendali, dia berharap seluruh pihak terkait segera mengantisipasinya. “Harus ada aturan untuk mengambil tanaman bajakah. Sehingga orang tidak bisa sembarangan jika ingin mengambilnya di hutan,” harapnya.
Salah satu aturan yang bisa diterapkan untuk menjaga akar obat menurutnya ialah, harus ada batasan dan prasyarat dalam mengambil akar bajakah. “Aturan itu bisa dalam bentuk peraturan desa atau memaksimalkan hukum adat,” ujarnya. Kisworo juga memberikan masukan, agar ada upaya budidaya tanaman bajakah sehingga obat herbal di hutan jenis akar-akaran tetap lestari.
Tidak Bisa Sembarangan Untuk Budidaya Tanaman Bajakah
Tanaman bajakah memang memiliki manfaat yang luar biasa. Namun sayang, tanaman tersebut sangat sulit untuk dibudidayakan. Tanaman bajakah sulit tumbuh atau dikembangbiakkan di tempat yang bukan habitat aslinya. Selain itu, khasiat dari tanaman bajakah juga berkurang apabila sudah dipindahkan ke lokasi pertanaman lain.
Alam menyediakan yang terbaik dan GDM turut melestarikannya. Bersama GDM, Siapapun Bisa Panen.
Baca Juga : Cara Budidaya Kelapa Sawit Hingga Panen, Terbukti Panen Berlimpah
Populasi tanaman bajakah diduga tidak banyak, hanya berada di lokasi-lokasi tertentu saja. Memastikan jumlah populasi tanaman bajakah di habitatnya merupakan hal penting yang harus dilakukan sebagai tindak lanjut awal dari penelitian mengenai khasiat bajakah sebagai obat kanker tersebut.
Jika memang tanaman bajakah jumlahnya sedikit, maka tanaman tersebut harus dilindungi. Biasanya, tanaman yang memiliki banyak manfaat akan dicari oleh banyak orang, baik itu masyarakat maupun peneliti yang tertarik.
Selain melindungi populasi tanaman bajakah yang saat ini jumlahnya tidak banyak, peneliti dan pemerintah dapat pula melakukan penelitian lebih lanjut mengenai budidaya tanaman bajakah. Mungkin setelah dilakukannya penelitian, tanaman bajakah bisa diperbanyak secara kultur jaringan. Metode kultur jaringan ini memungkinkan tanaman bajakah dapat terhindar dari kepunahan karena tanaman bajakah dapat diperbanyak.
2 Comments
Join the discussion and tell us your opinion.
Gimana cara mendapatkat bibit tanaman bajakah gan,,?? terimak kasih
halaman serasa macet ketika discrool ke bawah…tidak mulus
jadi tidak exited untuk dibaca artikelnya